Jumat, 28 Mei 2010

Ibu

Ibu...takkan cukup tinta dan kertas ini untuk menggambarkan kasih sayangmu.
Setiap kali kuingat dirimu dan segala tentangmu, membuatku selalu mentikkan air mata.
Lemah lembut tutur sapamu, belai kasihmu, selalu ku rasa disaat ku disampingmu.
Takkan...takkan pernah sanggup ku membalas semua itu.




Lima hari sudah, saya berkunjung dan berada di rumah Bunda tercinta. Setelah beberapa bulan yang lalu saya sempat pulang kampung dan baru sekarang ini lagi dikasih kesempatan untuk berkunjung. Sahabat, saya yakin setiap anda sekalian merasakan hal yang sama, perlakuan seorang ibu terhadap anaknya selalu membuat hati bahagia. Niat berkunjung ingin sekedar menbahagiakan hatinya, tapi apa yang terjadi...bukannya membalas jasa-jasanya malah selalu merepotkannya. Setiap pagi, dengan tulusnya selalu menyediakan sarapan. Setiap sa'at selalu menanyakan apakah sudah makan apa belum. Sahabat...takkan cukup waktu untuk mengingat jasa-jasa dan kasih sayang Bunda tercinta. Patutlah kita renungkan keutamaan-keutamaan seorang Ibu, berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Keutamaan Ibu
Di dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 Allah Subhanahu wa Ta'alaa berfirman (yang artinya) :
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a, "Ya Rabb-ku, tunjukkilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar dari pada kepada bapak.
Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah:
"Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi ?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!' Ia bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!', Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi, 'Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Bapakmu' "
[Hadits Riwayat Bukhari (Al-Fath 10/401) No. 5971, Muslim 2548]
Imam Adz-Dzhabai dalam kitabnya Al-Kabair berkata:
"Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan seolah-olah sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dan dia telah menyusuimu dari teteknya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dan dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikannmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik. Dia selalu mendo'akanmu dengan taufiq, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat di sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga disisimu. Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan dia haus. Dan engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu. Dan engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia buat. Dan rasanya berat atasmu memeliharanya padahal adalah urusan yang mudah. Dan engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek. Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah melarangmu berkata 'ah' dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut. Dan engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu. Dan Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul 'Aalamin. Dan Allah berfirman di dalam surat Al-Hajj ayat 10 :
"Artinya : (Akan dikatakan kepadanya), 'Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tanganmu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali tidak pernah berbuat zhalim kepada hamba-hambaNya".
Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung. Ketika Ibnu Umar menemui seseorang yang menggendong ibunya beliau mengatakan, "Itu belum bisa membalas". Kemudian juga beberapa riwayat, disebutkan bahwa seandainya kita ingin membalas jasa orang tua kita dengan harta atau dengan yang lain, masih juga belum bisa membalas. Bahkan dikatakan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Kamu dan hartamu milik bapakmu"
[Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Jabir, Thabrani dari Samurah dan Ibnu Mas'ud, Lihat Irwa'ul Ghalil 838]

Hak-Hak yang Wajib Dilaksanakan Semasa Hidup Orang Tua.
1. Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta'ala.
Menaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah Ta'ala (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya. Allah Ta'ala berfirman, artinya, "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,...." (QS.Luqman:15)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan". (HR. Al-Bukhari)
2. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua
Allah Ta'ala berfirman, artinya, "...dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepadakeduanya perkataan «ah» dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, 'Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil'." (QS. Al-Israa': 23-24)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orang tuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga." (HR.Muslim)
Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau dengan ucapan 'ah', tidak mengeraskan suara melebihi suara mereka. Rendahkanlah diri dihadapan keduanya dengan cara mendahulukan segala urusan mereka.
3. Berbicara dengan lemah lembut di hadapan mereka
4. Menyediakan makanan untuk mereka
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah renta. Sudah seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.
5. Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan (kewajibannya untuk dirinya-pent). Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?" Beliau balik bertanya, 'Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?' Laki-laki tersebut menjawab, 'Masih'. Beliau bersabda, 'Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya'." (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang semakna dengan hadits tersebut.
6. Memberikan harta kepada orang tua sebesar yang mereka inginkan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata, "Ayahku ingin mengambil hartaku". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.
7. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain sebagainya.
8. Memenuhi sumpah / Nazar kedua orang tua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
9. Tidak Mencaci maki kedua orang tua.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki orang tuanya." Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencaci maki orang tuanya?' Beliau menjawab, " Ada. ia mencaci maki ayah orang lain kemudian orang tersebut membalas mencaci maki orang tuanya. Ia mencaci maki ibu orang lain lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar.
10. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?" beliau menjawab, "Ibumu." Lelaki itu bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau kembali menjawab, "Ibumu". Lelaki itu kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibumu". Lalu siapa lagi? Tanyanya. "Ayahmu," jawab beliau." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syari'at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
Maksud 'lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu' dalam hadits tersebut adalah bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata, "Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi."
11. Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada istri.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, 'ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan'.
Hak-Hak Orang Tua Setelah Mereka Meninggal Dunia
1. Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya
Karena hal ini merupakan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya.
2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta'ala) untuk mereka berdua
Karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta'ala mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
3. Menunaikan janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup mereka.
Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, "Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal". (HR. Muslim)
5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal". (HR. Ibnu Hibban).
Sikap para salafush-sholeh terhadap ibu
Sejarah hidup para ulama as Salaf bertabur dengan kisah-kisah bakti kepada sang ibu. Bila dicermati bahkan sikap mereka nyaris mustahil dilakukan oleh orang-orang biasa. Marilah kita melihat dan mempelajari bagaimana interaksi mereka dengan kedua orang tua mereka, terutama ibu mereka, yang sarat akan hikmah yang sangat berharga untuk dijadikan sebagai butiran-butiran keteladanan.
Ada seorang lelaki menemui Ibnu Abbas seraya menuturkan kisahnya, "Aku pernah mencintai seorang wanita, lalu meminangnya, namun ditolak. Setelah itu datang pria lain meminangnya, ternyata diterima. Aku merasa cemburu sehingga membunuhnya. Duhai, apakah aku berkesempatan untuk bertobat?' Ibnu Abbas balik bertanya, 'Apakah ibumu masih hidup?' Lelaki itu menjawab, 'Tidak.' Ibnu Abbas berkata, 'Kalau begitu, bertobat saja kepada Allah dan beramallah sebisamu.' Seseorang yang hadir di situ bertanya kepada Ibnu Abbas, 'Kenapa engkau menanyakan tentang ibunya?' Ibnu Abbas menjawab, 'Aku tidak mengetahui adanya suatu amalan yang lebih mampu mendekatkan seseorang kepada Allah selain berbakti kepada seorang ibu!"
Lihatlah, Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, "Engkau adalah orang yang paling an dan dipertemukan dengan kedua orang tua kita di Jannah-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi aaamiiinn..
Wallahu a'lamu bish-shawab.
Wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam
Subhanakallohuma wabihamdika, asyhadu al-laa ilaha illaa ant, astagfiruka wa atubu ilaik.



Sumber: http://apps.facebook.com/b
log-box/posts/34924
Semoga artikel Ibu bermanfaat bagi Anda.

delia mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 06.53  

Ahhhh lia gak bisa berbicara apa -apa kalo menyangkut ibu..
karena Ibu kita adalah yang terbaik...
semuanya....

tak sabar bertemu ibuku sebentar lagi T_T

kang ian mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 10.32  

jadi pengen pulang :D
.-= kang ian´s last blog ..Stress? Naik Tower aja =-.

solusi berpromosi mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 13.52  

wah ini termasuk blogger cap jempol ya. salut. pantas diacungi jempol.
ibuku kini hanya di hati, karena dia sudah pergi. semoga mendapat tempat yg baik di sisiNya. amin.
Salam sukses dari Surabaya
A Fauzi

BENY KADIR mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 14.01  

Berbahagialah org yg punya ibu berhati emas.
tempat setiap anak menemukan cinta dan ketulusan.

kawanlama95 mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 15.30  

hmm bicara tentang jasa2 ibunda kita takkan habis kata diucapkan. semoga Allah meredhoi ibu kita dan kita sudah sepatutnya terus berdoa untuk ibu kita

arsumba mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 15.36  

ibu.. bagaimana kabarmu disana?
hmm.. membaca postingan ini langsung teringat ibu yang ada disana...
kasih sayang ibu tak kan lekang sampai kapanpun...

oh ya mas, terima kasih atas awardnya.. udah saya pasang tuh.. :D maaf telat.. hehe..
.-= arsumba´s last blog ..Sedikit Memudar =-.

Guru Go!Blog mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 19.40  

Membicarakan jasa ibu yang dalam sebuah hadits ditegaskan oleh rosululloh "Siapakah yang paling kau hormati? - "Ibumu" sampai 3x" itu menunjukkan kita tidak akan bisa melupakannya ya mas

cempaka mengatakan... On 28 Mei 2010 pukul 21.22  

hikss.., kangennn ibu.. pengennnn pulkam >__<

David mengatakan... On 29 Mei 2010 pukul 05.26  

Begitulah kasih sayang ibu kepada anaknya, bukan hanya sewaktu kecil, setelah kita dewasa pun kasihnya tetap bahkan bertambah.

trafficsakti mengatakan... On 29 Mei 2010 pukul 07.11  

Ibu...sosok Yang Tak Tergantikan

dedekusn mengatakan... On 30 Mei 2010 pukul 14.50  

Ibu... semoga kita termasuk orang2 yb berbakti pada kedua orang tua, ibu terutama...
Nuhun pisan kang...

Posting Komentar

Terimakasih Anda telah menyempatkan berkomentar di blog ini

MoBlog Lover - All Right Reserved.Powered By Blogger
Theme Designed Kumpulan artikel Menarik