Selasa, 22 Desember 2009

Metode Memahami Islam

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai manusia yang terlahir dan dibesarkan dalam keadaan Islam. Ini merupakan nikmat besar yang Allah berikan hanya kepada orang-orang yang Dia kehendaki.
Firman Allah:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu."
(Al-Ma'idah:3)
Ibnu Katsir dalam mengomentari ayat ini mengatakan,
bahwa ini (Islam) adalah nikmat terbesar Allah atas umat ini, dimana Allah telah menyempurnakan agama ini bagi mereka. Maka mereka tidak lagi membutuhkan kepada agama selain Islam dan kepada nabi selain Rasulullah. Oleh karena itu Allah telah menjadikan Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan mengutus beliau kepada manusia dan jin. Maka tidak ada lagi penghalalan kecuali yang telah beliau halalkan dan tidak ada lagi pengharaman kecuali atas apa-apa yang telah beliau haramkan dan tidak ada yang merupakan bagian dari agama kecuali dengan apa-apa yang telah beliau syari'atkan. Semua yang beliau sampaikan adalah benar dan tidak ada kedustaan didalamnya sedikitpun. Dengan ayat ini pula Allah telah menyempurna-kan iman orang mukmin sehingga mereka tidak lagi membutuhkan penambahan ataupun pengurangan terhadap syariat agama ini selamanya. Kalau hal ini benar-benar dipegang oleh seorang muslim, niscaya tidak akan muncul berbagai bid'ah dan perpecahan dalam agama ini yang mengakibatkan kita memahami islam tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah dan Rasulnya.
Selanjutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana manhaj (metoda) dalam mempelajari, memahami dan mengamalkan islam secara benar? Jawabannya adalah jika manhaj (metoda) yang kita tempuh sesui degan hal-hal yang akan diterangkan berikut ini:
1. Kitabullah/Al-Qur'anul Karim
Firman Allah:

"Dan Al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat."
(Al-An'am:155).
Sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam: "Sesugguhnya kutinggalkan bagimu dua perkara, salah satunya adalah kitabullah (Al-Qur'an) yang merupakan tali Allah. Barang siapa mengikutinya maka ia berada diatas hidayah dan barang siapa meninggalkannya berarti ia dalam kesesatan." (HR. Muslim)
2. As-Sunnah yang shahih Rasulullah salallhu 'alaihi wasalam. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur'an kita memerlukan Assunnah yang berisi penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yan
g masih bersifat global.Allah berfirman:

"Dan kami telah menurunkan kepadamu adz-Dzikr (Al-Qur'an) agar kamu (Muhammad) menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkannya." (An-Nahl:44)

Pada hakikatnya segala sesuatu yang diucapkan Rasulullah juga merupakan wahyu dari Allah sehingga wajib bagi kita untuk mentaati segala perintah beliau dan menjauhi segala larangannya.
Mentaati Rasulullah berarti mentaati Allah.
FirmanNya menyebutkan:
"Barang siapa mentaati Rasul maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barang siapa berpaling (dari ketaatan itu), maka kami tidak akan mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (An-Nisa: 80)
FirmanNya yang lain:

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah."
(Al-hasyr:
7).
3. Atsar (jejak) para sahabat Para sahabat adalah orang-orang yang
mendapat didikan langsung dari Rasulullah. Mereka yang
lebih tahu tentang seba-
sebab turunnya ayat,
kepada siapa ayat itu
diturunkan dan bagaimana tafsiran dari ayat
tersebut. Tidak heran bila Rasulullah
menobatkan mereka
sebagai
generasi terbaik
sebagaimana sabda beliau:

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para
sahabatku)..."
(HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Allah juga telah
memberikan
keridhaanNya kepada
mereka, sebagaimana
firmaNya:

"Orang-orang yang
dahulu lagi pertama-
tama masuk Islam dari
kalangan
Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang
mengikuti mereka dengan
baik, maka Allah ridha
kepada mereka dan
merekapun ridha kepada
Allah,
dan Allah janjikan bagi
mereka Surga-surga
yang mengalir sungai-
sungai
dibawahnya. Mereka
kekal didalamnya selama-
lamanya. Itulah
kemenangan
yang besar."
(At-Taubah:
100)
Jika Allah sudah ridha
kepada mereka, pasti
mereka adalah orang-
orang
yang benar-benar
selamat, kita juga harus
mengikuti dalam setiap
sisi
kehidupan kita, baik
dalam akidah, akhlak,
ibadah maupun
muamalah.
Sebagaimana
keselamatan ini juga
dijamin oleh Rasulullah
Shalallahu
'alaihi wasalam dalam
sabdanya:

"Umatku akan berpecah
menjadi 73 golongan.
Semuanya di Neraka
kecuali
satu. Mereka (para
sahabat) bertanya: Siapa
satu golongan itu ya
Rasulullah? Jawab beliau:
Siapa saja yang seperti
keadaanku dan para
sahabatku
pada hari ini."

(Jami'ul Ushul fi Ahadits
Ar-Rasul.
Diriwayatkan imam
Ahmad, At-Tirmidzi dan lainnya, Al-Hafidz menggolongkan hadits
hasan).
Beliau juga memerintahkan: "Dan barangsiapa yang hidup diantara kalian sepeninggalanku, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegan teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin setelahku. Peganglah erat-erat dan dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu." (Diriwayatkan oleh Ahmad, abu Daud, At-
Tirmiji dan ibnu
Majah).
4. Atsar (jejak) para tabi'in dan tabi'ut tabi'in Tabi'in adalah murid para sahabat, sedangkan tabi'ut tabi'in adalah murid para tabi'in. Mereka ini bersama para sahabat dikatakan sebagai
tiga generasi terbaik.
Sabda beliau:
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabatku), kemudian yang datang setelah mereka (tabi'in), kemudian yang datang setelah mereka
(tabi'ut tabi'in)." (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
Dari apa yang diuraikan secara ringkas tadi, akhirnya kita mendapat jawaban sekaligus solusi dari pertanyaan: Kenapa dalam islam terdapat banyak golongan atau faham yang masing-
masing mereka mengaku berpedoman kepada Al-
Qur'an dan As-Sunnah?
Jawabannya adalah:
Karena masing-masing golongan memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan hawa nafsu atau logikanya atau perasaannya sendiri-sendiri. Dan solusi dari semua ini adalah mengembalikan lagi pemahaman Islam kita pada apa-apa yang difahami oleh salafusshalih, yaitu tiga generasi pertama dari umat ini sebagaimana yang tersebut pada hadits diatas (yaitu sahabat, tabi'in, dan tabi'ut
tabi'in). Semoga Allah senantiasa memudahkan langkah kita untuk selalu berjalan diatas jalan mereka. Amin.
Semoga artikel Metode Memahami Islam bermanfaat bagi Anda.

Desri Susilawani mengatakan... On 23 Desember 2009 pukul 04.38  

artikel yang bersemangat ya....
semoga ummat Islam bersatu dan berhenti memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan hawa nafsu atau logikanya atau perasaannya sendiri-sendiri itu.....
sedih rasanya melihat sesama ummat muslim berselisih karena masalah yang sepele

Nanang mengatakan... On 23 Desember 2009 pukul 15.49  

@Desri Susilawani, Amin, begitulah teh, setiap muslim sejati selalu berharap smpti itu

Pejuang mengatakan... On 23 Desember 2009 pukul 21.06  

Tidak ada agama yang damai selain agama Islam

yayat38 mengatakan... On 24 Desember 2009 pukul 23.04  

Islam ini agama yang indah karena kehidupan yang benar sudah diaturnya. Namun begitu Islam sebagai sebuah sumber pengetahuan (sebagaimana ada beberapa ayat yang menunjukkan bagi kaum berfikir) perlu juga kita gali lebih dalam lagi. Dari sinilah mungkin timbul beragam interpretasi yang berbeda-beda. Bagi saya perbedaan adalah rakhmat. Namun kadang manusia yang tidak bisa menyikapi sebuah perbedaan dengan memaksakan kehendak. Inilah mungkin salah satu yang menjadi penyebab perpecahan.

Nanang mengatakan... On 25 Desember 2009 pukul 00.55  

@yayat38, Perbeda'an merupakan sunatullah..ia kan kang? dalam Islam perbedaan diperbolehkan asal jangan yang ushul/prinsif. Misalnya sudah ditentukan sholat ada 5 waktu lalu kita beda jadi 6 waktu, itu yang tidak boleh.

abdul aziz mengatakan... On 25 Desember 2009 pukul 01.07  

Assalamu'alaikum,
Tulisan yang menarik tentang bagaimana menjadi Muslim yang baik. Mudah-mudahan kita bisa mengamalkannya seoptimal mungkin.
Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya.
Linknya saya add ya.
Salam dari Cianjur

Jaka mengatakan... On 25 Desember 2009 pukul 05.05  

Semoga bisa mengamalkan, smga kita semua termasuk orang2 yg dimuliakan ALLAH SWT. nice share, suwun pencerahannya kang :-)

*koreksi tuh, "amin" bukanya "amim" :-D

Nanang mengatakan... On 25 Desember 2009 pukul 06.49  

@Jaka, Matur nuwun koreksinya..slh ketik:-)

Nanang mengatakan... On 26 Desember 2009 pukul 01.40  

@abdul aziz, Wa'alaikum slm wr. wb. Terimakasih kan atas tukar linknya:-)

Posting Komentar

Terimakasih Anda telah menyempatkan berkomentar di blog ini

MoBlog Lover - All Right Reserved.Powered By Blogger
Theme Designed Kumpulan artikel Menarik