Rabu, 10 Maret 2010

Musim Panen Tiba


Sudah beberapa hari ini orang-orang di kampung saya tengah disibukkan dengan aktifitasnya. Bukan dikantor atau instansi-instansi, tetapi di Sawah. Tak ada pena atau pun komputer, yang ada digenggaman mereka hanya sebilah sabit yang tergenggam kuat oleh tangan-tangan kekar dan kasar. Sabit yang mengait dan memotong batang-batang padi segenggam demi segenggam terlihat dinamis dan berirama. Beberapa hari ini saya juga tengah disibukkan dengan panen padi walaupun cuma punya mertua karena saya tidak memiliki sawah. Tahukah Sahabat...bagaimana rasanya jadi petani? Mereka bekerja dibawah teriknya panas matahari terkadang dibawah siraman hujan yang deras. Buat anda yang tinggal dikota atau yang tidak biasa, akan menjadi sebuah siksaan atau pekerjaan yang amat berat...itulah yang saya alami ketika awal-awal membantu mertua bertani. Tetapi untuk mereka orang-orang yang telah terbiasa, bertani merupakan sebuah keasyikan. Legamnya kulit karena terbakar matahari seakan tak dihiraukan.
Lalu kenapa kita yang tinggal diperkotaan sering terlupa? Menyisakan makanan dan minuman di restoran, rumah makan, atau warung-warung makan seakan menjadi trend. Seakan kita merasa malu kalau makan ditempat umum, piring dan gelasnya bersih tak tersinya. Tidakkah kita menghargai jerih payah petani dan makanan? Bahkan anjuran Rasululla Shalallahu Alaihi Wassalam. Padahal Rasulullah menganjurkan menghabiskan dan membersihkan makanan dipiring sampai tak tersisa!



Buat Sahabat yang tinggal dikota mungkin banyak yang tidak tahu istilah-istilah dalam panen padi. Di Jawa Tengah ini khususnya di Banyumas tempat yang kini saya tinggali ada sebuah istilah dalam panen. Kalau kata orang Banyumas 'Derep' tapi kalau kata orang Jawa Barat yang merupakan daerah asal saya 'Gacong'. Aneh dan lucu memang kedengarannya istilah itu. Tapi karena saya orang Sunda, saya ingin memperkenalkan sedikit istilah panen di Jawa Barat (he..he..ego kesukuannya muncul).

Begini ceritanya, Gacong adalah istilah untuk memetik padi di sawah orang lain, ya...semacam buruh memanen, nah...pekerjaan itu namanya gacong. Gacong adalah singkatan dari SasangGa SapoCong. Kalau dalam bahasa Indonesia berarti satu sangga satu pocon. Kenapa muncul istilah 'Sasangga Sapocong'? Jaman dulu panen padi tidak seperti sekarang. Dulu memetik padi menggunakan Ketam atau Ani-ani dan padi tidak langsung dipisah dari gagangnya bahka sampai dijemur dan disimpan, tetap bersama gagangnya. Padi dan batangnya diikat sepocong-sepocong yaitu kira-kira sebesar pergelangan kaki. Dalam penghitungan ada pocong, gedeng dan sangga. Satu gedeng ada sekian pocong dan dalam satu sangga ada sekian gedeng. Nah...tapi sayang saya lupa, satu sangga berapa gedeng dan satu gedeng berapa pocong itu yang saya lupa. Maklum..saya kan dilahirkan sudah mendekati era 80-an tetapi waktu itu saya mengalami jaman lesung ketika penggilingan padi diperkampungan belum ada.

Nang jadi istilah Gacong muncul karena untuk upah buruh panen, kalau dia mendapat satu sangga maka upahnya satu pocong maka muncullah istilah SasangGa SapoCong atau disingkat jadi GaCong. Sekarang jaman sudah moderen dan ukurannya bukan sangga dan pocong lagi melainkan dikilo atau ditimbang tetapi istilah Gacong sampai saat ini masih melekat.
Semoga artikel Musim Panen Tiba bermanfaat bagi Anda.

nurrahman mengatakan... On 10 Maret 2010 pukul 15.36  

waaa, musim panen tlah tiba, rumah saya juga "meah" koq : mepet sawah, hehe

bidansmart mengatakan... On 10 Maret 2010 pukul 16.04  

subhanalloh....mulia-nya para petani...berpanas terik, berpelu keringat sementara saya hanya bisa mengkonsumsi nasi yang sudah jadi...dan terabaikan dari memikirkan proses yang panjang dari nasi yang saya makan....terimakasih pak&butani...tanpamu, maka kami tak akan menjadi berenergi....semoga alloh memberkahimu..

Usup Supriyadi mengatakan... On 10 Maret 2010 pukul 20.47  

Assalamua'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, saya sebagai anak seorang petani, dan memang keluarga besar saya rata-rata tumbuh dan berkembang dari pertanian yang dikelola. tapi memang bukan padi, tapi lebih ke panen yang lainnya, dulu iya, tapi semenjak irigasinya rusak dan pemerintah belum berupaya membetulkan, jadinya beralih ke menanam singkong, atau umi, atau yang lainnya.....


saya jadi lebih menghargai makna sebutir nasi.... alhamdulillah,,,

salam kenal...

tetaplah pada Aqidah Shalimah, Akhlak Karimah, dan Ukhuwah Islamiyah, serta toleransi beragama yang benar
damai, dan aman negeri kita
merdeka dan salam mesra selalu
:lol: :lol: :lol: :lol:

ok mengatakan... On 10 Maret 2010 pukul 22.17  

jadi pengen punya kebun sendiri, ditanami sayur mayur, cabe, umbi2an...trs ikutan gacong deh :) istilahnya emang terdengar aneh mungkin karena gak biasa aja kali ya...

suzannita mengatakan... On 10 Maret 2010 pukul 22.17  

wah... asyiknya musim panen tiba, teringat 4 tahun lalu saat panen padi di semendo :D

Nanang Abdullah mengatakan... On 11 Maret 2010 pukul 00.48  

Kita bagi2 tugas, Bu Bidan...Kalau semua jd PNS dan pegawai, siapa yang jadi petani dan kalau semua jd petani siapa yang mengurus pemerintahan, kesehatan, dll:-)

Nanang Abdullah mengatakan... On 11 Maret 2010 pukul 00.54  

Wa'alaikum slm wr.wb.
Sebetulnya bertani bukan pekerjaan yang hina, saya berharap petani makin sejahtera dan pemerintah mendukung dgn harga pupuk dan pendukung pertanian harganya bisa terjangkau dan harga jual gabah bisa sepantasnya/tidak terlalu murah.

Nanang Abdullah mengatakan... On 11 Maret 2010 pukul 00.58  

Saya malah berpikir, petani2 kita bisa lebih modern. Tapi sprtnya petani kita sudah lebih maju ya mbak?!

Nanang Abdullah mengatakan... On 11 Maret 2010 pukul 01.33  

Wah...ma'af untuk semua, ternyata penjawab komentnya enggak bekerja maksimal. niatnya mau jawab di bawah komen2 tp malah tulisan jawaban saya muncul di kolom baru.

Nanang Abdullah mengatakan... On 11 Maret 2010 pukul 01.37  

@Suzannita» Semendo daerah mana atau provinsi mana ya?

mikha_v mengatakan... On 11 Maret 2010 pukul 11.11  

pasti asik tuh mas :D

bundadontworry mengatakan... On 12 Maret 2010 pukul 03.12  

alhamdulillah, berkunjung ke blog Mas Nanang selalu mendapatkan ilmu baru.
bunda baru tau istilah2 gacong dll nya, krn sedari kecil tinggal di jakarta, yg pasti gak ada sawahnya he he
terima kasih Mas telah berbagi cerita yg bermanfaat ini, terutama mengingatkan agar kita selalu bersyukur pd Allah swt atas segala nikmat yg diberikan, juga berterima kasih pd para petani yg dgn susah payah menyediakan beras utk kita semua.
salam

melianaaryuni mengatakan... On 14 Maret 2010 pukul 16.37  

Saya belum pernah memanen padi, namun saya pernah melihatnya langsung....Salut untuk para petani !

kikakirana mengatakan... On 16 Maret 2010 pukul 04.51  

petani separah"nya masih bisa hidup tanpa orang kota...
mereka kan punya sawah,,, bisa bercocok tanam... jadi separah"ny mereka pasti bisa makan..
klo orang kota??? mana bisa? lahan dah gag ada... petani dianggap perkerjaan "ndesani" gag ada yg mau bercocok tanam... jadi mereka mau makan apa?
gag ada petani bisa" mereka mati hehhee...
eh tapi gag semua orang kota seperti itu... maksud QK ditujukan kepada orang" yg gag mau kenal sama petani coz mereka bilang petani itu udik...
padahal kan....

HIDUP!!! ^_^

elistadyon mengatakan... On 4 Mei 2010 pukul 05.23  

jadi kangen rumah mas nanang... :cry:

Posting Komentar

Terimakasih Anda telah menyempatkan berkomentar di blog ini

MoBlog Lover - All Right Reserved.Powered By Blogger
Theme Designed Kumpulan artikel Menarik