Batam, Antara Kemaksiatan dan Kehidupan Religius
Tanpa terasa, sembilan tahun sudah saya merantau di pulau Batam. Dari awal tahun 2000 waktu itu saya masih melajang hinga sekarang punya istri dan satu anak. Sembilan tahun tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat tahu-tahu umur sudah berkepala tiga lebih.
Tidak banyak sejarah yang saya ketahui tentang Batam mungkin karena saya terlalu asyik dan sibuk bekerja jadi tidak terlalu memperhatikan dan mencari tahu tentang sejarah pulau Batam. Cuma dari selama sekian
tahun saya tinggal dan mencari nafkah di kota Batam, ada sedikit pengalaman yang unik dan berkesan, sekaligus merupakan kenangan manis dan terindah di dalam hidup saya. Disini saya akan sedikit bercerita tentang apa yang dialami dan dilalui selama tinggal, beraktifitas dan mencari penghidupan di Batam.
Di balik namanya yang harum di kenal orang di luaran sana, Banyak juga pandangan minor dan kurang mengenakkan dan juga banyak orang yang menyandangkan predikat buruk untuk pulau Batam. Hal ini saya dengar dari ucapan mereka orang-orang kampung dikala saya pulang ke kampung halaman. Mereka anggap Batam itu merupakan tempat bagi mereka pelaku maksiat khususnya untuk pria pengumbar nafsu dan para wanita yang men
cari ladang haram dengan cara menjual diri dan kehormatan. Ya...itulah pandangan mereka orang-orang diluar sana yang merekapun sebenarnya hanya mendengar dari cerita dan kabar burung. Namun tidak demikian anggapan saya terhadap Batam. Makanya disini saya ingin bercerita sekaligus ini merupakan satu pandangan saya dari "kaca mata" saya sebagai orang awam, orang biasa dan tidak berpendidikan.
Tahun 2000 awal saya menginjakkan kaki di Batam. Berangkat dari suatu daerah di Jawa Barat, itulah daerah asal saya, hanya bermodalkan tekad untuk merubah nasib, setelah tiba saya mendapat pekerjaan sebagai seorang karyawan biasa dan pekerjaan orang kecil, namun alhamdulillah pekerjaan itu sangat berarti buat saya karena dari sanalah saya saat ini bisa menafkahi keluarga walaupun pas-pasan. Sebagai orang muda, saat itu sama seperti layaknya anak muda yang lainnya, kesenangan, hura-hura, itu yang dicari. Selama sekian tahun saya lalui seperti itu hingga suatu saat saya menemuka suatu moment yang terindah, dimana diri ini menemukan satu cinta yang terindah, cinta yang hakiqi yang takkan mungkin saya dan juga sahabat sekalian akan dihianati oleh sang pemilik cinta sejati, Dialah sang Illahi Robby. Kala itu tahun 2003. Disaat saya mendapat suatu masalah yang kalau saya pikir saat ini sebenarnya masalah itu bukan sesuatu yang harus di besar-besarkan. Di saat itu, dalam kekalutan pikiran dan kehampaan jiwa sebagai orang muda, alhamdulillah Allah langkahkan kaki saya ke rumah suciNya dengan suasana yang relgius. Buat anda yang tinggal di Batam mungkin sudah tidak asing lagi, anda mungkin tahu masjid Nurul Islam yang berada di kawasan industri Batamindo Muka Kuning. Masjid itu di masa pembangunanya diresmikan oleh Bapaak B.J. Habibbie yang kala itu menjabat sebagai menristek di era Orde Baru. Disanalah saya mulai menemukan suasana religi. Sedikit demi sedikit gaya pakaian, pemikiran, pandangan hidup dan prinsip saya mulai berubah. Dan juga semenjak itu sampai saat ini alhamdulillah saya tidak merokok lagi. Semakin hari semakin rutin pengajian yang saya ikuti. Bahkan saya semakin semangat. Di malam hari, dari sisa waktu kerja saya manfaatkan untuk mengikuti kajian. Dalam seminggu tiga kali kegiatan itu saya ikuti dan semakin hari semakin rutin bahkan bukan di satu tempat saja. Saya coba ditempat lain hingga akhirnya saya bertemu dengan sang istri di sebuah stasiun radio dakwah pada tahun 2006 dan kami pun pulang kampung untuk menikah.
Masjid Raya Batam Centre
Kala itu, sudah empat tahun saya tidak pulang kampung dan ternyata pernikahan membawa berkah karena saya bisa pulang dan bertemu keluarga.
Orang bilang, Batam pulau maksiat. Orang bilang, Batam penuh dengan dunia hitam. Tapi alhamdulillah tidak demikian yang saya alami. Dibalik kemaksiatan, Batam penuh dengan kehidupan yang agamis. Gerakan-gerakan dakwah islam semakin hari semakin membuat hati saya bangga. Mungkin cuma di Batam -atau karena saya belum mengenal daerah lain- kawasan industri seperti layaknya kehidupan pesantren. Banyak wanita mengenakan jilbab/busana muslim yang lebar bahkan banyak juga yang bercadar. Di setiap PT mempunyai majelis ta'lim bahkan Batam mempunyai radio dakwah sunnah yang konon katanya terbesar se-Indonesia bahkan bisa di dengar di penjuru dunia melalui live streaming. Batam memang pantas menyandang predikat "Bandar Dunia Madani" walau sampai saat ini belum seratus persen terrealisasi. Saya bangga dan berbesar hati melihat kehidupan religius berkembang di pulau Batam dan semua hal itulah yang membuat saya apabila pulang kampung selalu terkenang-kenang akan indahnya Batam. Terkenang semua teman seperjuangan dulu yang kini telah sama-sama berkeluarga dan banyak yang tidak tinggal di Batam lagi.
Saya berharap sekilas kisah saya ini bisa menjadikan
satu cerminan. Juga buat anda yang tinggal diluaran sana. Batam tidak sekelam yang diceritakan orang!!! Kemanapun engkau pergi tergantung apa yang engkau cari. Apabila engkau pergi ke satu tempat, palingkan pandangan dari hal buruk karena masih banyak hal-hal baik. Harapan terakir saya, semoga Batam menuju bandar madani cepat maupun lambat akan tercapai.
Catatan:
Tulisan ini saya buat satu tahun yang lalu saat saya masih tinggal di Batam. Kini saya telah tinggal di pulau Jawa dan tulisan ini saya posting kembali untuk mengenang kembali pulau Batam.
Semoga artikel Batam, Antara Kemaksiatan dan Kehidupan Religius bermanfaat bagi Anda.
Saya tidak bisa koment banyak ni hanya kat "waw" yang keluar di bibir rentahku ini.
Ya, saya sering dengar tentang Batam yang mendapat sebutan "kota maksiat."
Menurut saya, kemaksiatan terdapat di hampir setiap kota di seluruh belahan dunia.
@Mr.o2n, Waw juga bang! :-)
@aliaz, Setuju mbak...kemaksiata tidak bisa dihapus sampai hilang sama sekali tetapi bisa di minimalisir
dimanapun kemaksiatan itu ada
makanya kita harus banyak berdoa dan bergaul dgn orang soleh
salam kenal ya
@duadua, Betul mas:-) makasih dah berkunjung. Slm kenal juga
teteh setuju, kemana dan dimana pun kita...kembali kepada diri kita sendiri, hendak jadi apa diri ini. Selamat ya....pintu itu telah kau ketuk, sehingga merdunya terdengar sampai ke telingaku..Alhamdulillah..
ada sitgma dalam pola pikir masyarakat awam seperti saya ini...
menjadi modern berarti meninggalkan nilai2 religius...
bukan tanpa sebab, banyak kita lihat dikota-kota besar di negeri ini...
sepertinya, kemodernan berbanding terbalik dengan semangat religi...
benar nggak?
salam kenal...
@Desri Susilawani, Semoga aja teh...pintu telah terbuka, kaki telah dilangkahkan, semoga dengan hadirnya rintangan dan ujian tidak membuat langkah surut kebelakang.
@Berry Devanda, Seperti itulah...yuk ah kita rubah pola fikir kita...moderen tidak harus hidup ala barat, peradaban islam juga lebih modern. slm kenal
@Berry Devanda, Oh ia...ma'af klw beda keyakinan, bkn mksd untuk menyinggung.
@yayat38, Skrng sy lagi d pulau Jawa! Sy blum knal sm shbtny, lngsung aja menuju ke tmptny skalian silaturahim
Belum pernah ke Batam nih. Yang saya denger, batam mau dijadikan "tandingan" Singapore oleh Pak Habibie. Sayangnya beliau tdk diberi kesempatan utk menyelesaikan tugasnya.. Mudah2an ada kesempatan ke sana.
Mampir dan kunjungan balik nih..salam kenal.
Bukan kah Allah menciptakan dunia ini berpasang-pasangan, sob? Ada keburukan pasti ada kebaikan.. bergantung pada kita sendiri mau berkutat di sisi yg mana.. :D
@Dira, Begitu ya? saya malah tidak tau. makasih kunjungan baliknya:-)
@Pecinta Kuliner, Ya...seperti itulah. makasih kunjungannya:-)
Ada sisi baik pasti ada sisi buruk, dimanapun kita berada. tinggal kita yang memilih. Ngomongin soal batam, adik perempuan saya yang pertama saat ini ada di batam, mudah-mudahan basic agama yang pernah di ambilnya di pesantren bisa membentenginya dalam mengarungi kehidupan di batam. Amien.
Assalamualaikum... Kang Nanang... maap abru kunjung, tadi siang sempat kunjung tapi belum meninggalkan komentar... rasanya kurang afdol kalau belum baca sampe selesei terus komen... :)
Sebelumnya salam kenal, betul kata Kang Yayat arkasala, sebulan kemarin saya menetap di Batam, memang jauh dari kesan kota maksiat... justru sebaliknya, disana terkesan masyarakatnya sangat menghargai umat muslim (agama islam). kesan ini didapat pada saat saya kelewat salat Jumat karena terlanjur pulang telat dari proyek lapangan, saya masuk ke rumah makan padang yang kesemua kaca jendelanya ditutup kain lebar. pas saya tanyakan ternyata mereka menghargai waktunya salat jumat sehingga warung terkesan ditutup. persis ketika kita melihat warung2 yang ditutup pada saat ramadhan tiba.
Intinya, Batam itu pulau maksiat atau tidak tergantung dari mereka berlaku apa di Batam, memang ada perjudian, prostitusi, dll.. tapi hanya sebagian kecil saja...
Sebulan disana teramat sangat meninggalkan kesan yang mendalam, ingin rasanya pergi lagi kesana, mungkin suatu hari nanti....
salam kenal dulu mas.. saya orang batam.
Nurut aku malah batam yah ngak beda2 jauh ama kota2 yang lain. Ada sudut postif dan sudut negatif.
Cuma ngak tau napa diluar batam dinilai jelek trus ya :D
@Deka, Semoga aja mbak, dia bergaul dengan orng2 yang tepat.
@casrudi, Wa'alaikum slm wr. wb.
Itulah kenyataan disana kang! semoga tulisan ini bisa membuat citra pulau Batam menjadi baik di mata masyarakat luar. Saya sangat berterima kasih atas kunjungannya
@heru, Salam kenal juga...wah ada orang batam nih! begitulah mas, mungkin kebanyakan orang tau cuma dari sisi negatifnya aja.
Subhaanallah...sungguh cerita yang inspiratif.. Allah akan menunjukkan jalan yang lurus untuk hamba-Nya.. manusia lah yang memilih untuk cenderung ke arah fujur atau taqwa..
Jazaakallah for sharing.. link sudah saya pasang, akh.
@dinoyudha, Syukron ziddan atas backlinknya. Semoga kita seperti itu:-)
[...] mengenal dan mengelola sebuah blog. Awal mengenal Blog kira-kira 1′5 tahun yang lalu di pulau Batam melalui aplikasi ini. Alhamdulillah, banyak hal-hal yang saya dapatkan dari mulai tidak tahu [...]
[...] pertanyaan yang muncul di pikiran sahabat semua. Begini, setelah saya bertahun-tahun merantau di luar jawa dan kini memutuskan untuk tinggal di kampung, Alhamdulillah seorang teman lama yang dulu sama-sama [...]
dimanapun kita mmang ada sisi positif dan negatifnya, kita harus bisa mnjaga diri...
tpi klu k batam saya ko pngen skali ya... kapan ya bsa k sana??? :D
.-= ariefien´s last blog ..Palembang Darussalam =-.
Alhamdulillah...
masih ada yg Amar ma'ruf nahi munkar
Wow.... pengalaman yang endebarkan dan berbuah istri :lol: btw, emang sekarang sudah balik ke Jawa barat ya Kang ???
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
hallo,,,,,slam knal s'mua_a....saya sgt trhru membca pandangan k'hdupan di batam.. menurut saya di mna pun kita tinggal trgantung pda diri sendri ,,,,,dan kembli pada niat kita.....se moga penduduk di batam lbh mendkat kan diri pada sang pencipta....Amien.....
[...] Saya hanya mengenal Blog Blogspot pada tahun 2008 di pulau Batam dan waktu itu tidak ada yang mengajari di dunia nyata, hanya belajar dari internet melalui [...]
Posting Komentar
Terimakasih Anda telah menyempatkan berkomentar di blog ini